
Lingkar Inspirasi – Pemerintah akan mulai operasikan Sekolah Rakyat pada tahun ajaran 2025/2026 untuk jenjang sekolah menengah atas (SMA). Sebanyak 100 Sekolah Rakyat ditargetkan dapat beroperasi di seluruh Indonesia pada tahun 2025.
Ketua Tim Formatur Sekolah Rakyat, Mohammad Nuh, menyatakan bahwa proses perekrutan siswa akan dimulai pada 1 April 2025 oleh tim satuan tugas.
“Kami akan mulai merekrut calon siswa sesuai dengan kondisi ekonomi dan sosial di masing-masing daerah,” ujar Nuh setelah menghadiri rapat pleno persiapan penerimaan siswa baru di Kantor Kemensos, Jakarta, 19 Maret 2025.
Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf atau Gus Ipul mengungkapkan bahwa saat ini terdapat 53 Sekolah Rakyat yang siap diresmikan dan digunakan pada tahun ajaran mendatang.
“Jumlah usulan dari berbagai daerah terus bertambah, baik berupa bangunan yang siap pakai maupun lahan kosong yang dapat dimanfaatkan,” kata Gus Ipul saat menyampaikan laporan kepada Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan, Jakarta, 24 Maret 2025.
Dari total usulan tersebut, 53 unit Sekolah Rakyat siap digunakan, sebagian besar berasal dari aset Kemensos. Selain itu, terdapat 82 lokasi lainnya yang masih dalam tahap asesmen, baik untuk renovasi ringan maupun pembangunan baru pada tahun 2025.
Sekolah Rakyat Tidak Akan Mengambil Murid dari Sekolah Umum
Kemensos menegaskan bahwa tujuan utama pendirian Sekolah Rakyat adalah memberikan akses pendidikan bagi anak-anak yang selama ini terhambat oleh faktor ekonomi, geografis, maupun sosial.
Mohammad Nuh menekankan bahwa Sekolah Rakyat tidak akan mengambil siswa dari sekolah umum yang sudah ada. “Kami tidak ingin kehadiran Sekolah Rakyat menggeser sekolah yang sudah berjalan, tetapi justru melengkapinya,” ujarnya dalam konferensi pers pada 25 Maret 2025.
Saat ini, Kemensos bersama Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) sedang melakukan pemetaan kemiskinan di sekitar lokasi 53 Sekolah Rakyat. Jika jumlah anak usia sekolah dasar cukup tinggi di suatu daerah, maka kemungkinan sekolah dasar juga akan didirikan di sana.
Berdasarkan data Angka Partisipasi Kasar (APK), sekitar 20 persen anak usia SMA belum dapat mengenyam pendidikan di jenjang tersebut. Sekolah Rakyat hadir untuk membantu anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem agar dapat melanjutkan pendidikan.
Perekrutan murid akan dimulai dari anak-anak dalam kategori desil 1 (miskin ekstrem) yang tinggal di sekitar Sekolah Rakyat, berdasarkan Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN). Jika kuota masih tersedia, maka pendaftaran akan dibuka untuk anak-anak dari kategori desil 2.
Matrikulasi bagi Calon Siswa Sekolah Rakyat
Sebelum memasuki tahun ajaran baru pada pertengahan Juli 2025, Kemensos akan menyelenggarakan program matrikulasi selama satu bulan bagi calon siswa.
“Kami akan mengundang mereka lebih awal, memberikan pembekalan, dan membiasakan mereka dengan lingkungan sekolah agar dapat menyesuaikan diri dengan sistem pendidikan formal,” kata Nuh.
Matrikulasi ini bertujuan untuk membekali siswa dengan kesiapan akademik, sosial, dan mental agar mereka lebih mudah beradaptasi dalam proses pembelajaran.
Sekolah Rakyat merupakan salah satu program unggulan Presiden Prabowo yang dikelola oleh Kemensos. Tujuan utama program ini adalah menyediakan pendidikan berkualitas dan gratis bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu, sehingga mereka memiliki kesempatan untuk meningkatkan taraf hidupnya dan menjadi agen perubahan dalam masyarakat guna memutus rantai kemiskinan.
Sekolah ini dirancang dengan sistem asrama atau boarding school. Pada tahap awal, program ini akan dimulai dengan jenjang SMA, namun Presiden Prabowo menargetkan agar cakupan pendidikan diperluas hingga mencakup jenjang SD dan SMP. Lulusan Sekolah Rakyat juga diharapkan dapat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi dengan dukungan beasiswa Bidik Misi.