
Lingkar Inspirasi – Anggota Komisi VIII DPR RI, Achmad, menyatakan komitmennya mendukung penuh inisiatif Sekolah Rakyat yang digagas Presiden Prabowo Subianto melalui Kementerian Sosial sebagai langkah konkret menjalankan Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2025 tentang percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem.
Ia menilai program ini sangat strategis dalam menciptakan perubahan sosial karena mampu menjangkau lapisan masyarakat paling rentan melalui jalur pendidikan selama 12 tahun yang disiplin dan terstruktur.
Menurut Achmad, Sekolah Rakyat bukan sekadar ruang belajar, melainkan wadah pembentukan karakter anak-anak dari keluarga miskin ekstrem agar mampu tumbuh sebagai generasi pemimpin berjati diri dan nasionalis.
Ia berharap program ini tidak bersifat musiman dan hanya bergantung pada satu masa pemerintahan, melainkan memiliki sistem dan kebijakan yang menjamin keberlanjutan lintas rezim. Konsistensi kebijakan ini dianggap penting untuk memastikan program tidak berhenti di tengah jalan saat terjadi pergantian kepemimpinan nasional.
Selain itu, ia menekankan pentingnya sinergi antarkementerian dan lembaga negara dalam menjalankan program karena Sekolah Rakyat menyentuh ranah multidisiplin seperti pendidikan, sosial, dan pemberdayaan masyarakat.
Menurutnya, keberhasilan program ini harus diukur bukan hanya dari nilai akademik, tetapi juga sejauh mana anak-anak peserta program memiliki karakter dan integritas sebagai warga negara yang tangguh. Achmad bahkan menyebut bahwa Sekolah Rakyat memiliki potensi menjadi fenomena seperti SD INPRES di masa Orde Baru, namun kali ini dengan fokus utama pada pemberdayaan anak-anak dari kelompok masyarakat termiskin.
Ia percaya bahwa pendidikan yang tepat akan memutus mata rantai kemiskinan lintas generasi dan membuka peluang anak-anak dari keluarga tidak mampu untuk memiliki masa depan cerah.
Data Badan Pusat Statistik menunjukkan bahwa per Maret 2024 terdapat sekitar 5,3 juta jiwa masyarakat Indonesia yang masuk kategori miskin ekstrem, atau 1,95 persen dari populasi nasional. Pemerintah telah menetapkan target penghapusan total kemiskinan ekstrem pada tahun 2027 sebagai bagian dari visi pembangunan nasional.
Dalam konteks itu, Achmad menekankan pentingnya desain sistem Sekolah Rakyat yang efisien, transparan, dan tepat sasaran agar anggaran besar yang digelontorkan dapat memberikan dampak nyata di masyarakat.
Ia juga mewanti-wanti agar program ini tidak berubah menjadi proyek jangka pendek yang hanya menjadi alat pencitraan politik sesaat. Menurutnya, Sekolah Rakyat adalah momentum emas membangun pondasi peradaban bangsa dari level paling bawah, yaitu dari anak-anak miskin yang selama ini terpinggirkan dari sistem pendidikan formal yang berkualitas.
Ia mengajak seluruh elemen bangsa untuk mendukung program ini karena dampaknya akan terasa bukan hanya hari ini, melainkan menentukan arah masa depan Indonesia ke depan.***