
Lingkar Inspirasi – Dalam beberapa hari terakhir, beredar tuduhan keji yang tidak berdasar terhadap Menteri Agama Republik Indonesia, Prof. Nasaruddin Umar.
Tuduhan yang disebarluaskan oleh kelompok tertentu ini tidak hanya mencoreng nama baik seorang akademisi dan pemuka agama terkemuka, tetapi juga merupakan upaya terang-terangan untuk merusak kredibilitas Kementerian Agama dan pemerintah secara keseluruhan.
Oleh karena itu, Kementerian Agama Republik Indonesia dalam hal ini Staf Khusus Menteri Agama Gugun Gumilar menegaskan bahwa segala tuduhan yang dilontarkan terhadap Menteri Agama adalah fitnah yang tidak memiliki bukti valid dan bertujuan untuk kepentingan politik tertentu.
“Tuduhan mengenai pelecehan seksual, pelanggaran moral, serta dugaan korupsi yang diarahkan kepada Prof. Nasaruddin Umar adalah fitnah yang sengaja disebarkan untuk menjatuhkan kredibilitasnya. Tidak ada satu pun bukti konkret yang dapat membuktikan kebenaran tuduhan tersebut,” Ujar Gugun.
Hingga saat ini, tidak ada laporan resmi dari aparat penegak hukum terkait dugaan tersebut, yang menunjukkan bahwa klaim ini hanyalah upaya karakter assassination terhadap beliau.
Staf Khusus Menteri Agama, Gugun Gumilar, atau yang akrab disapa Kang Gugun, yang telah mendampingi Prof. Nasaruddin Umar sejak sebelum beliau diangkat menjadi Menteri, secara tegas membantah semua tuduhan tersebut.
Kang Gugun, yang selama ini selalu berada di sisi Prof. Nasaruddin Umar dalam berbagai kegiatannya, menyatakan bahwa tuduhan yang dilemparkan adalah fitnah keji yang bertujuan untuk menjatuhkan nama baik beliau.
“Saya selalu bersama Prof. Nasaruddin Umar selama 24 jam, jadi saya berani bersaksi bahwa beliau adalah sosok yang bersih, suci, dan jauh dari semua tuduhan yang ditujukan kepadanya. Ini adalah pembunuhan karakter yang sistematis terhadap beliau,” tegas Gugun.
Lebih jauh, tuduhan bahwa program “Kurikulum Cinta” digunakan sebagai kedok untuk perilaku amoral adalah narasi absurd dan tidak berdasar. Kurikulum Cinta adalah inisiatif yang bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai kasih sayang, toleransi, dan penghormatan terhadap sesama dalam kehidupan beragama dan bernegara.
“Program ini telah mendapatkan apresiasi dari berbagai kalangan akademisi dan pemuka agama di dalam maupun luar negeri sebagai langkah strategis dalam memperkuat moderasi beragama di Indonesia,” Tambah Gugun.
Prof. Nasaruddin Umar adalah tokoh agama dan akademisi yang memiliki rekam jejak panjang dalam menjaga nilai-nilai moral dan etika dalam kehidupan beragama dan sosial. Sebagai Imam Besar Masjid Istiqlal, beliau dikenal luas atas komitmennya dalam mengembangkan Islam yang moderat dan inklusif.
“Sebagai seorang akademisi, beliau telah menghasilkan banyak pemikiran yang memperkuat harmoni antarumat beragama di Indonesia. Tuduhan bahwa beliau terlibat dalam pelecehan seksual tidak hanya mencemarkan nama baiknya, tetapi juga mencoreng integritas institusi yang beliau pimpin,” tegas Gugun.
Tuduhan bahwa Prof. Nasaruddin Umar melakukan rangkap jabatan secara tidak transparan merupakan klaim yang keliru. Seluruh posisi yang beliau emban adalah amanah yang diberikan oleh berbagai institusi atas kapasitas dan kompetensinya. Jabatan yang beliau pegang juga telah melalui prosedur hukum dan administratif yang sah.
Selain itu, klaim mengenai praktik nepotisme dalam pengangkatan pejabat di Kementerian Agama tidak memiliki dasar yang kuat. Proses rekrutmen pejabat di lingkungan Kementerian Agama dilakukan melalui mekanisme seleksi ketat sesuai dengan regulasi yang berlaku. Salah satu isu yang juga disebarluaskan adalah tuduhan bahwa Menteri Agama telah berbohong mengenai biaya haji.
“Faktanya, kebijakan terkait biaya haji tidak ditentukan secara sepihak oleh Menteri Agama, melainkan merupakan hasil pembahasan bersama antara pemerintah, DPR, dan berbagai pemangku kepentingan lainnya. Kenaikan biaya haji yang terjadi belakangan ini disebabkan oleh berbagai faktor ekonomi global, seperti inflasi dan kenaikan harga layanan di Arab Saudi, dan bukan akibat kebijakan sepihak Menteri Agama,” Kata Gugun.
Menteri Agama Prof. Nasaruddin Umar dikenal sebagai sosok yang memiliki integritas tinggi, rekam jejak akademik yang cemerlang, serta dedikasi dalam membangun dialog antarumat beragama. Tuduhan mengenai pelecehan seksual dan praktik KKN yang dialamatkan kepada beliau sama sekali tidak memiliki dasar hukum maupun bukti yang valid.
“Justru, selama menjabat sebagai Menteri Agama, Prof. Nasaruddin Umar telah melakukan berbagai reformasi di kementerian, termasuk memperkuat transparansi dalam pengelolaan anggaran dan menegakkan standar moral yang tinggi dalam kepemimpinan,” ujar Gugun.
Tentu dari hal tersebut, Kementerian Agama mendesak aparat penegak hukum untuk menindak tegas pihak-pihak yang menyebarkan fitnah ini, karena telah mencoreng nama baik seorang tokoh agama, akademisi dan lembaga.
“Kami menyerukan kepada masyarakat untuk tidak mudah terprovokasi oleh informasi yang tidak jelas sumbernya. Kampanye hitam yang saat ini diarahkan kepada Menteri Agama adalah bagian dari strategi politik kotor yang ingin mengguncang stabilitas pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Tuduhan ini dibuat tanpa bukti yang jelas, tanpa proses hukum yang sah, dan hanya berdasarkan asumsi serta narasi yang direkayasa,” tutup Gugun.