
Lingkar Inspirasi – Setiap Lebaran, masyarakat Indonesia memiliki tradisi unik, salah satunya membagikan uang baru kepada anak-anak dan kerabat. Tradisi ini telah berlangsung turun-temurun dan menjadi bagian yang dinantikan, terutama oleh anak-anak. Namun, dari mana asal-usul kebiasaan ini, dan mengapa uang baru menjadi begitu identik dengan Hari Raya?
Asal-Usul Tradisi Uang Baru di Hari Raya
Tradisi memberikan uang kepada anak-anak saat Lebaran bukanlah hal baru. Kebiasaan ini diyakini berasal dari budaya Islam yang mengajarkan pentingnya berbagi dan menyebarkan kebahagiaan.
Dalam sejarah Islam, praktik berbagi harta kepada fakir miskin dan anak-anak telah menjadi bagian dari perayaan Idulfitri sejak zaman Nabi Muhammad SAW.
Di Indonesia, kebiasaan ini semakin berkembang dan dikenal sebagai “angpao Lebaran,” mirip dengan tradisi pemberian angpao dalam budaya Tionghoa saat Imlek. Seiring waktu, masyarakat mulai memberikan uang dalam bentuk lembaran baru karena dianggap lebih berkesan dan menyimbolkan keberkahan.
Mengapa Harus Uang Baru?
- Simbol Keberkahan dan Awal yang Baru
Uang baru sering dikaitkan dengan harapan baru, rezeki yang lebih baik, dan simbol kesegaran dalam kehidupan. - Lebih Menarik untuk Anak-Anak
Lebaran sendiri adalah momen untuk kembali suci, sehingga memberikan uang dalam kondisi baru dianggap lebih bermakna. Anak-anak cenderung lebih menyukai uang baru karena terlihat lebih bersih, rapi, dan tidak kusut. Secara psikologis, hal ini juga membuat mereka lebih menghargai pemberian tersebut. - Tradisi yang Mengakar Kuat di Masyarakat
Setiap tahun, permintaan uang baru meningkat drastis menjelang Lebaran. Bank Indonesia bahkan secara khusus membuka layanan penukaran uang baru untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang ingin melanjutkan tradisi ini.
Dampak Ekonomi dari Tradisi Uang Baru
Tradisi ini juga memiliki dampak ekonomi yang cukup signifikan. Peredaran uang baru menjelang Lebaran cenderung meningkat dan membantu menggerakkan perekonomian.
UMKM, pedagang kecil, dan sektor jasa juga merasakan manfaat karena daya beli masyarakat meningkat selama periode ini. Namun, di sisi lain, praktik penukaran uang di pinggir jalan dengan tarif tertentu sering kali menjadi perdebatan.
Meskipun mempermudah masyarakat yang tidak sempat ke bank, praktik ini juga menimbulkan risiko peredaran uang palsu. Tradisi memberikan uang baru saat Lebaran telah menjadi bagian dari budaya masyarakat Indonesia.
Lebih dari sekadar berbagi rezeki, tradisi ini mencerminkan semangat kebersamaan dan kebahagiaan. Meski zaman berubah, kebiasaan ini tetap bertahan dan terus diwariskan dari generasi ke generasi.