
Lingkar Inspirasi – Pembangunan sektor pariwisata di Indonesia Timur, khususnya di wilayah Maluku Utara, sangat bergantung pada penguatan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten dan tersertifikasi.
Hal ini disoroti oleh anggota Komisi VII DPR RI, Izzuddin Alqassam Kasuba, yang menekankan perlunya strategi investasi jangka panjang di bidang pendidikan vokasi pariwisata agar potensi besar yang dimiliki daerah ini bisa benar-benar dimanfaatkan secara optimal. Saat menghadiri kunjungan kerja ke Politeknik Pariwisata NHI Bandung, Alqassam menyatakan bahwa Indonesia Timur menyimpan banyak kekayaan wisata yang belum tergarap maksimal akibat keterbatasan SDM yang memenuhi standar pelayanan global.
Wilayah seperti Halmahera Selatan dengan wisata bahari yang menakjubkan, budaya historis Ternate-Tidore, hingga destinasi menyelam kelas dunia seperti Guraici dan Widi, menurutnya, telah memiliki modal alamiah yang luar biasa.
Namun sayangnya, infrastruktur kelembagaan dan kesiapan tenaga kerja di bidang pariwisata masih jauh dari harapan. Karena itu, ia menyuarakan pentingnya membangun sinergi konkret antara pemerintah pusat, institusi pendidikan vokasi, dan daerah untuk memperluas akses pendidikan pariwisata berkualitas di kawasan 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar).
Alqassam menilai perlunya kehadiran program pelatihan yang berbasis lokal, pembukaan cabang kampus satelit, hingga jalur afirmatif beasiswa untuk daerah-daerah seperti Ternate dan Halmahera Selatan. Tujuannya, agar generasi muda dari wilayah ini memiliki kesempatan belajar langsung dari standar pendidikan nasional seperti yang diterapkan Poltekpar NHI Bandung. Pendekatan hybrid, kolaborasi dengan SMK lokal, serta pelatihan terakreditasi yang dilaksanakan di daerah bisa menjadi solusi yang relevan dan berdampak langsung.
Dalam konteks legislasi, politisi dari Fraksi PKS ini juga menyoroti pentingnya Revisi Undang-Undang Kepariwisataan yang saat ini tengah dibahas di parlemen. Ia menginginkan agar dalam UU tersebut, dimasukkan pasal-pasal yang bersifat afirmatif untuk menjamin pemerataan akses pendidikan vokasi pariwisata bagi wilayah Indonesia Timur. Menurutnya, negara harus hadir dan tidak membiarkan pariwisata hanya tumbuh di Bali atau Jawa. SDM pariwisata dari Maluku Utara harus diberi kesempatan yang sama untuk bisa bersaing, tidak hanya di destinasi lokal seperti Labuan Bajo atau Mandalika, tetapi juga di tingkat ASEAN.
Lebih lanjut, Alqassam juga mendorong lahirnya bentuk kerja sama konkret, seperti kemitraan antara Poltekpar Bandung dengan SMK atau SMA Kepariwisataan di Maluku Utara. Selain itu, ia menyarankan adanya program magang, inkubasi UMKM pariwisata, serta pembangunan pusat pelatihan SDM pariwisata maritim dan bahari di Halmahera Selatan.
Ia menegaskan bahwa pariwisata yang hanya mengandalkan keindahan alam tanpa dukungan SDM yang unggul hanya akan menjadi lanskap mati. Sebaliknya, jika SDM dikembangkan secara serius, maka pariwisata akan menjadi ekosistem hidup yang mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal.